Tampilkan postingan dengan label tentang perempuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang perempuan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Agustus 2018

Cerita Zania, Siswi SDN Kenari 07 Jakarta Pusat



Gadis imut berkerudung merah tersebut tersenyum sumringah. Namanya Zania, siswi kelas VI di SDN Kenari 07, Jakarta Pusat. Ada secercah gundah di hatinya, tapi rasa itu kalah dengan sukacita Zania karena telah mendapat sebuah pengalaman berharga. Pengalaman persahabatan singkat namun memikat.

Yuxin, mahasiswi asal China berwajah oriental; "Mirip orang Korea," kata Zania.

Sabtu, 26 Mei 2018

[REVIEW] Emeron Soft & Smooth



Emeron. Salah satu merek sampo paling "legend" alias sudah lama terkenal. Tapi terus terang aja, baru sekitar 6 bulan belakangan saya coba pakai sampo merek ini. Awal coba Emeron juga karena nggak sengaja, kebetulan saya sedang pergi menginap dan cari sampo kemasan kecil, nah Emeron yang tersedia di minimarket. 

Waktu itu, yang pertama kali saya coba adalah sampo Emeron Volume Control yang kemasannya warna ungu. Aseli langsung jatuh cinta sih, karena sesuai namanya, sampo itu bener-bener berkhasiat bikin rambut saya kelihatan lebih mengembang bervolume. 

Setelah habis yang ungu, saya sempat coba juga Emeron varian Hairfall Control yang kemasannya warna hijau. Lagi-lagi, saya jatuh cinta dengan Emeron, karena berasa sekali rambut yang rontok berkurang jumlahnya. Dari situ saya makin yakin dengan kualitas dan khasiat merek ini, trus akhirnya saya lanjut coba perawatan rambut lainnya dari Emeron, yakni hair vitamin.

Yang paling terakhir saya coba nih: serangkaian Emeron Soft & Smooth, terdiri dari sampo, kondisioner, dan hair vitamin. Mau tau gimana review saya soal rangkaian perawatan rambut ini? Kira-kira cocok seperti sebelumnya atau 'gatot' alias gagal total? Baca terus sampai selesai, ya!

Jumat, 19 Januari 2018

Jerawat Parah dan Susah Sembuh? Waspada Hiperandrogen!


Jerawat. Satu kata yang bisa jadi momok mengerikan bagi sebagian orang--terlebih bagi perempuan. FYI, jerawat itu ada banyak jenisnya loh! Beda jenis jerawat, berbeda tampilan dan penyebabnya, berbeda pula cara pencegahan dan penyebabnya. Kali ini, saya mau bahas sedikit mengenai jerawat akibat Hiperandrogen.

Gejala klinis jerawat akibat hiperandrogen adalah sebagai berikut:

  • Biasanya banyak dan besar-besar, seperti jerawat batu
  • Berpotensi menimbulkan bekas luka (scar)
  • Cenderung lebih sulit diatasi, tidak cukup dengan obat jerawat topikal/oles
  • Tak hanya subur di wajah, jerawat hiperandrogen dapat tumbuh di berbagai bagian tubuh dengan kadar minyak tinggi

Bagaimana cara mengatasinya? Baca terus artikel ini ya!

Rabu, 13 Desember 2017

13 Merek Kosmetika Mengandung Bahan Berbahaya: Public Warning BPOM 2017


Sebagai seorang makeup lover, saya selalu prihatin melihat maraknya peredaran produk kecantikan (baik makeup maupun skincare) yang mengandung bahan berbahaya. Jujur, ada masanya saya sendiri mengutamakan harga murah dalam membeli kosmetik--nggak terlalu peduli dengan merek dan kualitas--termasuk soal keamanan bahan yang terkandung di dalamnya. Namun seiring pertambahan usia kedewasaan dan informasi, saya mulai lebih selektif memilih kosmetik.

Ketika bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan kulit beberapa tahun lalu, saya jadi aware mengenai beragam masalah kulit dan gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari bahan-bahan berbahaya dalam produk kecantikan. Beberapa efek buruk yang dapat ditimbulkan antara lain: reaksi alergi, iritasi seperti kulit merah dan rasa terbakar, serta pengelupasan yang berlebihan. Bahkan lebih jauh lagi, bahan berbahaya yang kerap digunakan dalam kosmetik bisa mengakibatkan cacat pada janin, menimbulkan gangguan fungsi hati, menyebabkan depresi syaraf pusat serta gagal ginjal, juga memicu kanker kulit dan kanker hati. Ngeri ih!

Oleh sebab itu, setiap tahun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan sejenis "Public Warning" yakni pengumuman nama-nama produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, sebagai peringatan kepada masyarakat. Apa saja produk yang masuk black list tahun 2017 ini? Apakah kosmetik Anda termasuk di dalamnya? Baca sampai habis yaaa...

Senin, 28 Agustus 2017

Golden Ratio: Ternyata Cantik ada Rumusnya!



Pasti sering denger dong idiom "cantik itu relatif, jelek itu mutlak"
Kecantikan sifatnya subjektif, tergantung persepsi masing-masing orang. Tapi, baru-baru ini saya belajar bahwa sebenarnya cantik itu ada rumusnya. Dengan kata lain: kecantikan bisa diukur secara matematis. *WHAT? Gimana caranya?* 
Well, kalau kamu penasaran, baca terus artikel ini untuk tau jawabannya!

Jumat, 04 Agustus 2017

Beauty Blogger Gathering: Launching Guardian Bath Series


Hai haiii!
Minggu, 30 Juli 2017 lalu, aku diundang untuk datang ke event yang diadakan oleh Guardian di GAIA by Ristorante, yakni di The Plaza lantai 46, Jakarta. Excited banget sih untuk dateng ke acara ini. Yang pertama karena aku diajak ke acara ini oleh salah satu sahabat di kantor lama, trus aku juga boleh ajak 5 orang temen blogger lain. Selain itu, pas undangannya nyampe ternyata gemesss minta ampun! Dikemas dalam Beauty Box Guardian yg eksklusif, di dalamnya undangan yg dibikin khusus sehingga tamu undangan berasa spesial ♥

Selasa, 11 Juli 2017

Salah Kaprah tentang Cewek Dandan

[Photo: Oleg Baliuk]

I love makeup. Very very much. Udah mulai coba colek-colek makeup sejak SMA, sering eksperimen dandanan semasa kuliah, rutin pake makeup selama kerja kantoran, dan teteup suka dandan sampe sekarang udah jadi ibu2 yg kerja dari rumah. Daaannn selama itu pula saya menemukan berbagai salah kaprah mengenai cewek yang suka dandan. Here's some of it:


Cewek dandan buat (menyenangkan) cowok 
Ini dia salah kaprah pertama yang sering banget saya denger atau cermati. Banyak orang--baik cowok maupun sesama cewek--meyakini bahwa semua cewek itu dandan semata-mata buat menyenangkan cowok atau pasangannya. Makanya, banyak yang menganggap kalau cewek single lebih pantas dandan ketimbang yang sudah menikah dan punya anak. "Udah punya suami ngapain harus dandan sih?" atau "Dandan buat di kamar aja, untuk suami say..." Hmm.. padahal enggak gitu juga.

Senin, 12 September 2016

Cewek Hobi Dandan itu Boros; Siapa Bilang?

Yang namanya hobi, biasanya memang membuat orang rela merogoh kantong lebih dalam. Buat yang hobi traveling, misalnya, bersedia menabung dalam jangka waktu tertentu demi jalan-jalan ke venue impian. Setali tiga uang dengan orang yang hobi dandan seperti saya. Selalu saja ada produk makeup atau perlengkapan rias yang diincar—bahkan terasa sebagai kebutuhan, bukan sekadar keinginan.
Benefit High Beam


No wonder, banyak orang yang memberi cap “boros” buat cewek yang hobi dandan. Karena kelihatannya uang banyak terkuras untuk membeli makeup dan kawan-kawannya. Hmm... padahal nggak juga lho! Asal tau caranya, cewek yang hobi dandan juga bisa berhemat. Wanna know how? Ini tips dari saya:


Kamis, 14 April 2016

Super Didi Meriahkan Hari Kartini

Hari Kartini diperingati setiap 21 April, sebagai simbol emansipasi wanita Indonesia--yang telah mulai diperjuangkan oleh sosok wanita bernama Raden Ajeng Kartini puluhan tahun lalu. Momen Hari Kartini biasanya digunakan untuk mendengungkan kembali hak-hak serta peranan wanita yang begitu besar; baik dalam keluarga, karier, bermasyarakat, bahkan bernegara. Uniknya, tahun ini saya menemukan sesuatu yang "nggak biasa", di mana momen Hari Kartini justru dipakai untuk menonjolkan peranan seorang ayah dalam keluarga, yakni pada film Super Didi yang bakal tayang perdana 21 April 2016 mendatang.

Saya sempet berpikir, jangan-jangan Reymund Levy (the man behind this movie) adalah bapak-bapak yang nggak rela karena Indonesia punya Hari Kartini dan Hari Ibu, tapi nggak merayakan Hari Bapak. Huehehehe. Just kidding.

Dari acara mini conference dengan film maker dan pemain film Super Didi beberapa waktu lalu, saya dapet contekan bahwa meski mengangkat cerita soal ayah, film Super Didi ini sangat relevan dengan Hari Kartini karena berisi pesan betapa pentingnya kehadiran dan peran seorang ibu. And today, saya dapat kesempatan nonton film Super Didi--seminggu lebih awal dari tanggal rilis di bioskop *yippie!* 
tenang saja... posting ini nggak akan memberikan spoiler yang menyebalkan kok ^__~

Selasa, 29 Maret 2016

Ngurus anak itu kodrat seorang Ibu, masa sih?

:: source ::
Persepsi bahwa ngurus anak adalah kodrat seorang ibu sepertinya ada di benak kebanyakan orang Indonesia. Iya nggak sih? Kental dengan budaya Patriarki, sosok ayah atau bapak biasanya lebih jadi tokoh kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah, sedangkan ngurus anak dan hal2 domestik lainnya jadi 'wilayah' ibu/mama/bunda.

Persepsi ini nggak sepenuhnya salah--tapi juga nggak sepenuhnya benar. Disadari ato nggak, peng-kotak2-an peran antara "bapak" dan "ibu" seperti itu akhirnya membatasi bonding antara bapak dengan anaknya. Apalagi dengan gencarnya gerakan emansipasi wanita seiring perkembangan jaman, seorang wanita--termasuk ibu--juga bisa turut andil mencari nafkah keluarga. Kalau begitu, kenapa bapak nggak 'emansipasi' juga dgn ikut andil ngurus anak, masak, bebersih rumah, dan sebagainya? 


Rabu, 03 Februari 2016

A Copy of My Mind: Depresi yang Seksi

"A Copy of My Mind" is my-most anticipated Indonesian movie in 2016; alias film lokal yang paling saya tunggu penayangannya di tahun ini. Mau tau alasannya?

  1. Faktor Joko Anwar. Selama ini saya belom pernah kecewa nonton film-filmnya bang Joko *klo kecewa baca twitnya yang sering kelewat nyinyir sih udah beberapa kali. Secara tema selalu nggak biasa, ada twist yang gila atau gak ketebak, dan ciamik pilih pemain yang alami.
  2. Meraih 7 nominasi di FFI 2015, padahal belum juga masuk bioskop. Jujur, ini sempet bikin saya bingung--lah filmnya blom tayang kok udh bisa menang penghargaan? Bikin penasaran.
  3. Berprestasi di festival luar negeri. Jujur lagi, saya sebenernya bukan penggemar film 'rasa' festival; krn biasanya berat, lebih bikin mikir daripada terhibur. But then again, mengingat ini filmnya bang Joko, saya punya keyakinan kalau film ini akan tetap gampang dicerna.
  4. Poster dan trailer-nya yang seksi. Surprised banget film yang sensual bisa dapet penghargaan dalam negeri. Biasanya--jangankan menang penghargaan--filmnya nggak diboikot aje udah bagus. 

Pucuk dicinta ulam tiba. Hari ini, Rabu 3 Februari 2016, saya dapet kesempatan nonton film A Copy of My Mind (ACOMM) dalam Press Screening dan Press Conference-nya di Plaza Indonesia XXI, Jakarta. Kira-kira bagaimana verdict saya terhadap film ini setelah menontonnya? Apakah sesuai ekspektasi? Silakan baca lebih jauh lagi di sini... No worries, review saya ini TIDAK MENGANDUNG SPOILER kok ;)

Sabtu, 25 Oktober 2014

Ajarkan Anak Soal Hedonisme

Selebrita memamerkan koleksi barang-barang bermerek dan mobil mewah, resepsi pernikahan amat glamor ditayangkan di televisi. Fenomena seperti ini saya tangkap sebagai simbol betapa hedonisme berada dalam masa jayanya di negeri ini. Banyak orang mungkin menganggap saya lebay, atau menyangka concern saya terhadap perilaku hedonisme tak lebih dari komentar sirik. Bukan, beneran deh bukan. Sebagai ibu dari 2 orang anak perempuan, saya hanya khawatir anak-anak saya nantinya memiliki pola pikir dan pola hidup yang salah: mengutamakan uang dan harta benda di atas segalanya. 

Senin, 06 Oktober 2014

3 Fakta Finansial Perempuan Perlu Tahu

Sebagai seorang perempuan, miris rasanya kala menyadari persepsi banyak orang bahwa perempuan itu payah dan tak becus mengelola keuangan. Meski saya sendiri juga bukan expert dalam hal keuangan, namun saya berusaha untuk terus belajar dan lebih melek finansial--terlebih lagi setelah saya berkeluarga. Seperti umumnya perempuan yang telah berumahtangga, saya pun memegang peranan sebagai "manajer keuangan keluarga". Tentunya saya nggak mau dong kondisi finansial keluarga jadi berantakan gara-gara kurang kompetennya saya mengelola uang.

Sedikit berbagi pada perempuan lainnya di luar sana, saya tuangkan 3 fakta finansial yang perlu diketahui (dan nyatanya masih banyak belum disadari atau dipahami oleh perempuan). Read through!


Selasa, 22 April 2014

Book Review: "Galila"



Adakah masa depan bagi yang memiliki masa lalu?
Ya, semua orang pasti punya masa lalu. Tapi masa lalu pelik yang dimiliki Galila memang tak bisa dihiraukan begitu saja. Wanita tanpa nama belakang ini berusaha mengubur masa lalunya dengan meniti karier hingga menjadi diva. Nama tersohor dan prestasi gemilang telah dikantonginya. Namun soal cinta ... tak semudah itu! "Masa lalu" dan "Perbedaan" adalah dua hal besar yang harus dihadapi Galila dalam perjalanannya menemukan cinta sejati.

Kamis, 03 April 2014

How To Be a Happy Career Woman (Curhat, Liputan, and Tips!)

Kalo kamu-kamu follow twitter saya, ato temenan sama saya di Facebook maupun Path, kemungkinan besar udah tau bahwa Sabtu lalu (29 Maret '14) merupakan salah satu hari 'bersejarah' buat saya. Mungkin kamu malah udah bosen karena beberapa hari ngomongin hal itu :P *maaf yaaa*

Harap maklum ceu, emang sudah cukup lama sejak terakhir kali saya 'naik panggung', baik sebagai MC, penyanyi, apalagi pembicara. Nah, Sabtu lalu itu saya dapat kesempatan mewakili DailySylvia.com ngomongin "How To Be a Happy Career Woman" dalam event VInspiring Moment by VRadio, di mal Teraskota, BSD.

Kamis, 13 Februari 2014

Valentine Untuk Semua

Selamat tahun baru 2014!!!
muahahahah... iyak, jangan protes ya pemirsah. emang ini adalah postingan pertama saya di blog selama tahun 2014 *tutup muka*
padahal dalam hati udah bikin resolusi lebih rajin ngeblog di tahun 2014 ini, dan mau bikin blog ini lebih bagus secara konten dan desain, pengen bikin giveaway,... banyak deh harapannya :D Well walopun start-nya emang rada telat, hopefully tetep bisa diwujudkan satu persatu yaaahh :')

Eniweiii postingan pertama saya ini mau ngomongin soal Valentine's Day.
Diartikan sebagai Hari Kasih Sayang, sayangnya Valentine di Indonesia malah seringkali jadi topik kontroversial yang memancing debat2 tak berujung. Sama halnya dengan ajang Miss2an atau Puteri2an, tiap tahun ADA aja pihak-pihak yang kontra dan komentar-komentar miring seputar Valentine's Day. Yang paling standar dan sering saya baca/denger antara lain:


Jumat, 01 November 2013

[Written in English Project #5]: Love More & Judge Less!


I am a mother. But you won't find many parenting articles in this blog. It's not that I don't want to share about my parenthood stories and experiences. Like any other mothers, I'd looove to talk about my children. But one thing I found--and HATE it a lot!--is that how women (esp. mothers) like to judge other mothers' parenting style and decisions.

Dear moms all over the world, let's end this mother war. Let's love more and judge less.

  


This is my 5th article for my "Written in English - Project" on this blog. Every month, I'll make 1 (or more) post(s) in English. I was suppose to make this post on October -_-'  Anyway, better late than never, right? :P Feel free to comment on this subject or my English writing ;) Thanks!

Selasa, 29 Oktober 2013

Bumer Bukan 'Bummer'

Kalo biasanya nulis blog post ato artikel trus mandek karena ga nemu judul, kali ini malah sebaliknya. Saya justru tergerak utk nge-post karena judul di atas udah melayang di otak beberapa waktu lamanya. Istilah BUMER adalah singkatan untuk iBU MERtua, yang sering saya baca di salah satu komunitas (group) ibu-ibu di Facebook. Waktu pertama kali membacanya, spontan saya teringat kata BUMMER dalam bahasa Inggris. "Aw.. bummer!" adalah contoh pemakaian istilah bummer yang umum, dan dlm bahasa Indonesia artinya kira-kira "Ah, sial!".

Bumer dan Bummer. Kalau cuma sekedar mirip penulisannya aja, pasti saya nggak terdorong utk bikin tulisan ini. Masalahnya, sejak join grup Facebook berisi bu'ibu, saya sering banget menemukan curhat keluhan soal ibu mertua. Yes, it's a classic thing. Drama antara ibu mertua dan menantu, terutama menantu perempuan. Jadi kayaknya sosok bumer itu emang identik jadi 'bummer' buat kita (bu'ibu alias mantu). Ya gak sih?

Tentu, selalu ada pengecualian. Saya nggak pernah percaya dengan generalisasi. Saya tau dan yakin pasti ada (dan banyak juga) sebenarnya menantu dan mertua yang kompak, akrab, tanpa drama. Tapiiiii rasanya nggak berlebihan sih klo saya klaim bahwa MAYORITAS perempuan menikah (pernah atau masih) punya konflik dgn ibu mertua. Entah itu cuma konflik di hati--alias sering nahan nyesek di dada, atau malah konflik terbuka. Baik dalam hal sepele sehari-hari, atau menyangkut suatu masalah yang serius. Whatever that is.

Iya, saya juga. Haha :D

Selasa, 16 Juli 2013

Skenario Remang-Remang

"Kenapa baru sekarang?"
"Ya kamu kan tahu alasannya."
"Complicated."
"Lagi pula sinyalmu tidak jelas"
"Aku perempuan, bukan mercusuar. Belajar dong membaca tanda. Jangan apa-apa musti dikasih tahu.'
"Kok jadi marah?"
"Sorry."
"Kamu manis kalau merengut seperti itu."
"Sudah tahu."

...
"Ngomong-ngomong sudah berapa kali?"
"Apanya?"
"Melakukan hal ini?"
"Hmmm..." 
"Sudah, nggak usah jawab. Sering berarti."
"Kok nuduh?"
"Kata hmm itu artinya memberi jeda untuk berpikir. Apakah kamu akan mengatakan yang sebenarnya--atau setidaknya mengurangi angkanya."
"Perempuan memang suka menyimpulkan."
"Memangnya laki-laki tidak?"

...
"Omong-omong kau suka warna lipstikku ini?"
"Lumayan."
"Aku beli saat diskon. Merah menyala. Bukan karena aku suka, tapi itu yang paling murah."
"Kenapa kau ceritakan, sih?"
"Supaya kau tahu. Ada harga yang harus dibayar dengan menjadi perempuan. Tampil alami itu omong kosong. Pada akhirnya kau tetap butuh bedak, lipstik, penjepit bulu mata, dan pemulas pipi."





pembatas bukunya seksi yahhh

Duarrr! PECAH banget bukan sodara-sodara? Yak, itu tadi cuma sepenggal dari cerita berjudul "Skenario Remang-Remang"--yang juga jadi judul buku kumpulan cerpen karya Jessica Huwae. Masih ada 13 cerita lain di dalam buku ini, dan hampir semuanya punya twist mencengangkan. Yah... hidup pada kenyataannya memang penuh dengan kejutan; dan life surprises tersebut menurut saya digambarkan dengan realistis dalam buku ini--tapi tetap bikin imajinasi melayang.


Judul "Skenario Remang-Remang" untuk buku kumcer ini menurut saya udah tepat. Bukan sekadar mengambil salah satu judul cerpen yang jadi andalan--kayak judul album musik yang biasanya pakai judul hit single. Skenario Remang-Remang, buat saya, menggambarkan bagaimana Tuhan membuat skenario hidup ini nggak gampang ditebak layaknya shitnetron. Selain itu, term remang-remang juga bisa memberi kesan seksi, tabu, ilegal, saru, ... memberi ruang bagi otak saya untuk berimajinasi dan menebak-nebak.

Selain cerpen berjudul Skenario Remang-Remang, yang jadi favorit saya juga di buku ini adalah Gate 4. "Njrit! Kampret!!!" adalah makian yang keluar secara spontan, diikuti ketawa ngakak setelah saya tuntas membaca cerpen bersetting bandara itu. Baca deh, saya jamin Anda terkecoh!

Meskipun saya punya 2 cerpen favorit di buku ini, sama sekali bukan berarti saya nggak suka baca yang lainnya. Ternyata bener kata Maggie Tiojakin di acara launching buku ini "Kalau biasanya di kumpulan cerpen ada 2-3 cerita yang nendang, di buku ini semuanya nendang!" It did. Dari bab pertama aja, saya ngerasa 'diobrak-abrik' emosinya dengan rasa haru, kesal, penasaran, laper dan ngiler, sampe tegang krn ending yang horor dari cerita Resep Rahasia Tante Meilan. Berikut-berikutnya juga gitu... till the very last page

Jujur, saya sempat sih skip beberapa kalimat dan diksi yang rasanya terlalu puitis ato romantis buat saya. Hal ini memang sering saya lakukan saat membaca novel--terutama umumnya novel sastra, toh biasanya saya tetap bisa dapat intisari ceritanya. Tapiiii waktu baca buku ini, kalau sempat ada yang saya skip, akhirnya mesti balik lagi :)))) Again, Maggie Tiojakin was right. "Nggak ada kata-kata yang terbuang sia-sia di buku ini," kata Maggie. Jadi nggak ada tuh yang sengaja dipanjang-panjangin cuma supaya halamannya banyak. Semua kalimat yang ada di sini penting utk dibaca dan ngalir mulus dari satu ke lainnya.

Oh iya, jangan kira karena saya kenal baik sama penulisnya, maka review ini diisi dengan segala puja-puji. Yes, Jessica Huwae emang mantan bos yang sekarang jadi partner kerja saya di DailySylvia. I respect her very very much. Tapiiiii yang namanya baca buku dan nonton film tuh buat saya adalah pengalaman pribadi yang nggak akan terpengaruh sama hal-hal seperti pencitraan, rasa nggak enak hati, atau demi menjaga pertemanan. Apalagi ini review yang saya tulis di blog pribadi, jadi bener-bener subjektif dari mata kepala saya sendiri aja. Contohnya waktu baca cerita Menjemput Bapak, saya sampe mewek cuma gara2 kalimat "Setiap bapak adalah sosok pahlawan bagi setiap anak gadisnya." Sebagai anak perempuan satu-satunya, dan punya hubungan deket sama almarhum papa, begimana coba kalimat ini nggak langsung menembus ke jantung? *apus aermata*

As for the flaws, buku ini pun nggak luput dari kesalahan. Selain ada beberapa typo errors yang minor--maklum naluri editor :p ada satu kesalahan yang menurut saya rada fatal yakni salah penyebutan gelar "Bou". Di cerita Pelajaran Patah Hati, tertulis soal Bou Bintang sebagai adik terkecil ibu sang tokoh. Hellooooowww... bou a.k.a namboru itu emang tante sih, tapi menunjuk pd sodara perempuannya ayah. Sbg orang Batak tulen, tentunya saya lgsg sadar dgn kesalahan ini #eaaaakk :p

Oh iya, hampir lupa, cerita yang judulnya Mencintai Elisa juga dijadiin film pendek oleh anak-anak UPH lho! Nih trailernya:  


Demikian review saya terhadap buku kumcer Skenario Remang-Remang. Buat yang belom baca, I would highly recommended you to buy the book. Worth every penny. Buat yang udah baca dan mau sharing opini, atau siapa aja mau ngomentarin postingan ini, monggooo silakan isi kolom comment :)


= Saya kasih nilai 4 dari 5 untuk buku ini =

Jumat, 26 April 2013

The Break-up Attitude: Mars vs Venus

Men are from Mars, women are from Venus (katanya...). Makanya reaksi pria dan wanita biasanya berbeda terhadap satu situasi yang sama. Termasuk saat patah hati.


Venus: Sesaat setelah putus cinta, berusaha tetap tersenyum palsu.  Begitu sampai di rumah, masuk kamar lalu menangis sesenggukan.
Mars: Sesaat setelah putus cinta, memperlihatkan wajah kesal, marah, atau kecewa.  Begitu sampai di rumah, masuk kamar lalu tidur.


Venus: Menelepon sahabat cewek, ajak ketemuan untuk curhat. "I need a shoulder to cry on..."
Mars: Menelepon teman-teman, ajak ketemuan untuk nongkrong. "I need to go out and chill!"


Venus: Makan cokelat dan es krim dengan impulsif, dengan alasan butuh mood-booster. Tapi kemudian berat badan naik, tambah depresi karena merasa jelek dan nggak bakal bisa dapat pacar baru.
Mars: Nge-gym dengan impulsif, awalnya dengan alasan untuk menyibukkan diri dan menghabiskan waktu. Tapi kemudian badan makin berbentuk dan keren, akhirnya bisa menggaet cewek sbg pacar baru.



Tulisan ini dibuat bukan untuk mendiskreditkan wanita lho yaaa.. *yang nulis juga 100% cewek asli*
Dan saya tahu prinsipnya generalisasi itu nggak selalu tepat--jadi yang digambarin di sini cuma kondisi MAYORITAS atau pada umumnya aja; tentu di luar sana ada yang wanita & pria yang tidak seperti gambaran tsb. Anyway, the message is for ladies to act like a man after being dumped. Belajar untuk move-on ala pria seperti kata artikel di DailySylvia sini


# Gimana? Setuju nggak? Tell me what you think or share your experience!