Tampilkan postingan dengan label review film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review film. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Agustus 2018

Ajak Ayu Ting-Ting Lagi, Raffi Ahmad Belum Kapok Bikin Film



Anjloknya film Dimsum Martabak ternyata tak membuat Raffi Ahmad kapok mengajak Ayu Ting-ting untuk membintangi film besutannya. Buktinya, film anyar berjudul "Arwah Tumbal Nyai" produksi RA Pictures milik Raffi kembali menampilkan sang penyanyi dangdut yang santer digosipkan punya hubungan khusus dengannya tersebut.

Selain Ayu Ting-ting, film ini juga menampilkan  2 orang penyanyi dangdut lain yakni Dewi Persik (DP) dan Zaskia Gotik. Seperti kita tahu, DP punya segudang pengalaman bermain film bergenre horor. Sebaliknya untuk Ayu Ting-ting dan Zaskia Gotik yang bisa dibilang newbie sebagai aktris film horor. Namun di sisi lain, chemistry antara ketiganya tidak perlu diragukan, karena ketiga penyanyi ini sudah cukup sering bekerja bersama.

Dari official trailer yang diunggah di YouTube, ketiga bintang utama film ini terlihat sama-sama memakai baju putih dan mereka sama-sama diteror oleh beberapa makhluk halus yang berbeda.




"Arwah Tumbal Nyai" disutradarai oleh Raffi Ahmad dan Arie Aziz, dijadwalkan tayang 27 September mendatang. Penasaran?

Selasa, 24 Oktober 2017

5 Fakta Kids Jaman Now - Nomor 4 Ortu Wajib Baca!


Polah tingkah anak dan remaja masa kini selalu menarik untuk disorot. Perkembangan zaman selalu membawa perubahan, dan setiap perubahan pasti memberi rasa tidak nyaman atau tidak aman--at least pada awalnya, sebelum kita beradaptasi. Hal ini pula yang terjadi ketika "kita" yang sudah melewati masa kanak-kanak dan remaja, melihat generasi berikutnya.

Kali ini, saya mau paparkan 5 fakta soal kids jaman now. Fakta yang selama ini belum banyak dibahas, malah mungkin belum disadari.
Read through, and feel free to share if you you want to...

Fakta #1: Masih sama seperti yang dulu
Yup. Fakta pertama yang saya sebut ini mungkin bikin alis berkenyit atau kepala otomatis menggeleng. Karena hampir semua artikel yang saya temukan mengulas betapa BERBEDAnya generasi sekarang dengan masa-masa sebelumnya. Saya yakin, kebanyakan orang pun berpikir demikian.

Seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, memang ada yang berubah--dampak dari perkembangan zaman. Tapi sebenarnya tidak semua hal berubah kok. Masih banyak kesamaan antara kids jaman now dengan kids jaman yesterday.

Rabu, 02 Agustus 2017

3 Alasan Jose Purnomo Pilih Nikita Willy untuk 'Gasing Tengkorak'

:: Dok. KOPI ::

Dahi saya langsung berkernyit ketika pertama kali mendengar bahwa Nikita Willy akan menjadi pemeran utama dalam film horor terbaru arahan Jose Purnomo. Nama Nikita Willy memang sudah tak asing di kancah dunia hiburan Indonesia. Bahkan NikWil kerap disebut sebagai 'Ratu Sinetron' mengingat kiprahnya yang malang melintang di layar kaca. Tapi tidak demikian halnya dengan layar lebar. Film yang dibintangi oleh Nikita Willy masih bisa dihitung oleh jari, dan kesemuanya bergenre drama ataupun komedi.

Sebaliknya, nama Jose Purnomo sudah sangat lekat di kepala saya sebagai sutradara pencetak film horor yang berkualitas dan laku keras. Salah satu buktinya adalah film Jailangkung (2017) yang tayang beberapa waktu lalu dan tembus hingga 2,5 juta penonton lebih. Luar biasa!

Trus, kenapa ya mas Jose memilih NikWil untuk film Gasing Tengkorak?

Minggu, 07 Mei 2017

Hiburan Kekinian ala 'Selebgram'

wah jumlah followers ig aku gak jauh beda dari Aldi dan Billa, cuma beda di huruf "K" doang :'p
ciyan ya. makanya follow aku dong kakaaa: @see_sonya








Tak dapat dipungkiri, pesona selebgram alias seleb Instagram saat ini sangat memikat masyarakat yang sebagian besar merupakan pengguna aktif media sosial. Termasuk saya. Meski konteksnya nggak terlalu serius, beberapa bulan belakangan saya sering pake hestek #menujuselebgram yang menunjukkan besarnya harapan dan upaya saya meraih predikat sebagai selebgram. Hehehe.

Menjadi endorser dan mendapatkan penghasilan dengan cara 'eksis' di dunia maya memang sepertinya menyenangkan sekali ya? Makanya nggak heran kalau selebgram jadi salah satu cita-cita kebanyakan remaja masa kini. Sepertinya, fenomena inilah yang hendak diangkat oleh produser KK Dheeraj hingga dirinya memutuskan untuk membuat film bertajuk Selebgram. Dengan menggandeng Wishnu Kuncoro sebagai sutradara, film bergenre komedi ini menjadi hiburan kekinian yang sayang untuk dilewatkan.

Simak review film Selebgram (plus keseruan saat Premiere-nya, saya duduk persis di belakang para pemain!) selengkapnya ya ...

Rabu, 26 April 2017

The Curse: Horor Cantik Lintas Negara


"Jangan takut, Shelina! Jangan takut, Shelina! Jangan takut, Shelina!"

Self-mantra ini diucapkan oleh Shelina untuk melawan rasa takutnya saat nekat mengambil keputusan 'mendekatkan diri' dengan roh yang beberapa hari menghantuinya. Sesungguhnya Shelina saat itu benar-benar takut. Tapi mungkin lebih baik mendapatkan jawaban dan menghadapi ketakutan tersebut, ketimbang terjebak dalam kengerian yang tak jelas ujung pangkalnya. Benar saja, setelah kejadian itu Shelina mulai memahami alasan dirinya 'diganggu' dan berusaha memperbaiki sebuah kesalahan dari masa lalunya.   

Namun apa yang terjadi setelah itu? Sudah tepatkah langkah yang dilakukan oleh Shelina? Since there's no turning back, mampukah dirinya memperbaiki keadaan--atau justru membuat situasi makin runyam karena mesti menggali kasus lama yang telah terkubur dalam liang lahat?

Kamis, 20 April 2017

Shareefa Daanish Main Film "The Curse"

Designed by ddraw/Freepik
"Ma, itu ada film horor baru lagi!" pungkas Shalom seraya menunjuk poster film The Curse saat kami melintas di lorong bioskop beberapa hari lalu. Ya, anak sulung saya yang berusia 6 tahun itu memang sudah hafal kalau mamanya doyan nonton film horor. Well sebenernya sih saya suka berbagai jenis film, 'banci bioskop' lebih tepatnya--alias hobi banget nonton film di bioskop. Hobi tersebut sudah mulai saya tularkan ke anak-anak, tapi khusus genre horor masih hanya jadi konsumsi saya dan suami saja.

Anyway.. kembali ke film The Curse yg posternya terpampang di bioskop kala itu; jujur saja saya nggak terlalu terkesan. Sampai saat saya membaca nama pemainnya. Whoa ... (lagi-lagi) Shareefa Daanish! Penonton film Indonesia, terutama penikmat film horor-thriller-slasher--pasti kenal cewek yg satu ini. Aktris muda berwajah unik tersebut sudah langganan memerankan tokoh 'mengerikan', sampai-sampai predikat Ratu Horor milik almarhumah Suzanna mulai diwariskan kepadanya.

Jumat, 24 Maret 2017

Night Bus: Terjebak dalam Bis di Daerah Konflik

Foto: Twitter +Night Bus Film 

Saat ada bahaya mengancam, reaksi alamiah manusia adalah menghindarinya. Akan terasa sangat mencekam bila dalam situasi tersebut kita terjebak atau terisolasi, tak dapat menghindar dari ancaman bahaya. Saya sendiri pernah mengalaminya 15 tahun silam. Meski sudah lama berlalu, kejadian itu masih tergambar jelas di benak saya.

Sewaktu SMA, bis yang saya naiki menuju sekolah 'dibajak' oleh beberapa remaja pria bersenjata tajam. Perjalanan yang sebenarnya tidak terlampau jauh dari Kampung Melayu ke Bukit Duri terasa sangat panjang dan lama. Metromini S60 tengah melaju kencang, ketika seorang kakak kelas dibacok bagian tangannya dengan celurit--di depan mata saya. Kami berteriak-teriak panik, beberapa orang bekerjasama mendorong para pembuat onar keluar dari bis yang masih melaju. Darah bercucuran mengotori kemeja putih seragam kakak kelas. Lutut saya lemas, air mata jatuh dengan sendirinya.  Bis berhasil tiba di sekolah, beberapa siswa (termasuk saya) turun dan masuk ke sekolah walaupun masih gemetar. Sementara kakak kelas yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Mengingat kembali kejadian tersebut saat ini masih membuat lutut saya lemas, jari ini bergetar seraya mengetik kata demi kata. Mungkin hal ini juga yang dirasakan oleh Darius Sinathrya ketika menuangkan pengalaman buruknya ke dalam sebuah film bertajuk Night Bus.

Jumat, 16 Desember 2016

"Hangout" Bareng 9 Seleb, Mulai 22 Desember

: pic taken from YouTube::





HANGOUT, film teranyar karya Raditya Dika siap menghias layar lebar 22 Desember mendatang. Dengan menggandeng 8 seleb ternama lainnya yakni Mathias Muchus, Titi Kamal, Prilly Latuconsina, Surya Saputra, Gading Marten, Soleh Solihun, Dinda Kanya Dewi, serta youtuber Bayu Skak; Radit menghadirkan suasana baru dengan menambah sentuhan thriller ke dalam film komedi besutannya.

Fim Hangout menceritakan pengalaman Raditya Dika yang mendapatkan undangan untuk 'hangout' dari seorang pengirim misterius. Ternyata bukan Radit sendiri yang diundang ke sana, melainkan ada 8 orang public figure lainnya (yang saya sebut di atas). Kesembilan orang yang sudah saling mengenal dan berteman ini diundang untuk menginap selama 3 hari di sebuah rumah di pulau terpencil. Masalah mulai terjadi ketika om Mathias Muchus mendadak meninggal dunia saat makan malam. Satu persatu nyawa mereka tereliminasi--menyisakan pertanyaan: siapa pelakunya dan apa motifnya?

Kamis, 15 Desember 2016

The Professionals: Sahabat adalah Musuh Terberat

Drama, reliji, komedi, horor, serta action (fighting) adalah genre film Indonesia yang banyak menghiasi layar lebar belakangan ini. Meski ceritanya berbeda-beda, jujur saya mulai jenuh dan mengharapkan sesuatu yang berbeda dan konten yang lebih kreatif. Saat itulah saya membaca dari situs Ulasan Film 21 mengenai film berjudul The Professionals. Premisnya menarik, dan digadang-gadang sebagai film action heist (alias perampokan terencana) pertama di Indonesia--bikin saya makin penasaran.

Kebetulan saat itu ada kuis yang berhadiah nobar The Professionals yang digelar di akun Twitter @UlasanFilm21. Singkat cerita, saya coba ikutan kuis tersebut dan berhasil dipilih sebagai salah satu pemenang. Yeay! Kesampean deh nonton film yang bikin saya penasaran tersebut, sekalian ikut Press Conference yang dihadiri sang sutradara dan para pemainnya. 
And the best part is... saya bener-bener terhibur dengan film The Professionals ini ^__^ apa saja yg jadi nilai plus film ini? silakan baca sinopsis dan review lengkapnya yaaaa 

Rabu, 21 September 2016

Humor kok (bikin) Baper?

Pertanyaan di atas yang terlintas di pikiran saya saat melihat poster film berjudul Humor #Baper di bioskop kemarin. Yang biasanya bikin baper itu kan drama gitu yak; yang serba romantis, atau malah tragis. Nah ini humor--mosok bisa sampe kebawa perasaan sih??? Hmm...



Senin, 18 Juli 2016

Jakarta Terendam Banjir: BANGKIT!


Apa jadinya bila ibukota tercinta ini tenggelam karena banjir besar layaknya air bah di zaman Nabi Nuh?

:: Dok. KOPI ::
Klo 'cuma' banjir gede tapi nggak sampai terendam sih saya bisa kebayang reaksi (kebanyakan) masyarakat Jakarta, antara lain:
  • foto2 suasana banjir, sekalian videoin juga. tak lupa posting ke media sosial. syukur2 klo foto dan videonya bagus bisa masuk media.
  • memaki pemerintah, terutama Gubernur Jakarta yang sedang menjabat. tentunya hal ini pun dilakukan di media sosial
  • ngetwit #PrayForJakarta, juga berdoa minta pertolongan Tuhan via Facebook -__-
Tapi gimana klo Jakarta benar-benar terendam, sampai kita nggak sempat melakukan hal2 di atas, karena kita literally harus berjuang untuk bertahan hidup? Agak ngeri sih untuk dibayangkan, tapi cukup seru dan menegangkan bila disaksikan melalui layar lebar.

Bangkit! merupakan film Indonesia pertama yang bergenre action-disaster.

Rabu, 01 Juni 2016

SUNDUL GAN, bukan cuma buat KasKus-er


SUNDUL GAN: The Story of KasKus menceritakan perjalanan naik turun yang harus ditempuh oleh Andrew Darwis (Albert Halim) dan Ken Dean Lawadinata (Dion Wiyoko) dalam membangun bisnis. Awalnya, KasKus hanyalah proyek idealis buatan Andrew bersama dua sahabatnya, mahasiswa Indonesia yang kuliah dan menetap di Seattle, Amerika Serikat. Andrew terpaksa menjalankan KasKus sendirian--sekaligus menjadi admin, hingga muncul panggilan Mimin--setelah kedua temannya punya kesibukan lain.

KasKus adalah comfort zone buat Andrew. It's his dearest baby. Makanya, Andrew sempat bersikap skeptis ketika Ken mengajaknya untuk membesarkan KasKus menjadi sebuah bisnis start-up komersial. "Kalau kita besarin KasKus, risikonya juga makin besar!" pungkas Andrew. Saat itulah Ken yang ambisius dan berapi-api terus meyakinkan Andrew untuk berani mengambil risiko.

Perdebatan, konflik, kesalahan demi kesalahan, kesialan, serta berbagai kekonyolan mewarnai perjalanan Andrew dan Ken dalam menjalankan bisnis tersebut. It's not an easy road, at all.

Kamis, 26 Mei 2016

[REVIEW] 2 Batas Waktu: Amanah Isa Almasih

Diangkat dari kisah nyata, film 2 Batas Waktu menceritakan pengalaman spiritual luar biasa yang dialami oleh Tiara. Sejak kecil, Tiara memang sudah merasakan dirinya 'tak pernah sendiri', ada teman spiritual yang kerap menemaninya kala bermain maupun belajar. Bukannya makin terbiasa, beranjak dewasa Tiara justru merasa terganggu dengan suara-suara yang kian jelas didengarnya.

Selasa, 03 Mei 2016

CACW vs AADC 2

Captain America: Civil War (CACW) 
Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2)
Keduanya mulai tayang di bioskop Indonesia dalam waktu yang nyaris bersamaan; dan dampaknya langsung berasa--antrian panjang! Yup, animo penonton memang sangat tinggi terhadap kedua film ini. Saya pribadi ikut merasakan 'penderitaan' ngantri mempertebal betis yang aslinya udh semacem talas Bogor, pun akhirnya terpaksa duduk di barisan terdepan kala menyaksikan AADC 2. 
Anyway, postingan ini nggak bertujuan membandingkan secara langsung antara CACW dan AADC 2, karena jelas keduanya berbeda (beda genre, beda negara, beda target penonton, dan seterusnya), jadi tak akan apple-to-apple. Namun, CACW dan AADC 2 juga punya beberapa kesamaan, seperti soal timing dan attraction-nya terhadap penonton seperti yang saya sebutkan di awal, sehingga layak untuk disandingkan bersama dalam tulisan ini.    
In a simpler phrase, postingan ini sebenarnya merupakan catatan--subjektif--saya mengenai CACW dan AADC 2, kedua film penyedot perhatian yang lagi hype ini ;) Are they really worth to watch?

Kamis, 14 April 2016

Super Didi Meriahkan Hari Kartini

Hari Kartini diperingati setiap 21 April, sebagai simbol emansipasi wanita Indonesia--yang telah mulai diperjuangkan oleh sosok wanita bernama Raden Ajeng Kartini puluhan tahun lalu. Momen Hari Kartini biasanya digunakan untuk mendengungkan kembali hak-hak serta peranan wanita yang begitu besar; baik dalam keluarga, karier, bermasyarakat, bahkan bernegara. Uniknya, tahun ini saya menemukan sesuatu yang "nggak biasa", di mana momen Hari Kartini justru dipakai untuk menonjolkan peranan seorang ayah dalam keluarga, yakni pada film Super Didi yang bakal tayang perdana 21 April 2016 mendatang.

Saya sempet berpikir, jangan-jangan Reymund Levy (the man behind this movie) adalah bapak-bapak yang nggak rela karena Indonesia punya Hari Kartini dan Hari Ibu, tapi nggak merayakan Hari Bapak. Huehehehe. Just kidding.

Dari acara mini conference dengan film maker dan pemain film Super Didi beberapa waktu lalu, saya dapet contekan bahwa meski mengangkat cerita soal ayah, film Super Didi ini sangat relevan dengan Hari Kartini karena berisi pesan betapa pentingnya kehadiran dan peran seorang ibu. And today, saya dapat kesempatan nonton film Super Didi--seminggu lebih awal dari tanggal rilis di bioskop *yippie!* 
tenang saja... posting ini nggak akan memberikan spoiler yang menyebalkan kok ^__~

Selasa, 29 Maret 2016

Ngurus anak itu kodrat seorang Ibu, masa sih?

:: source ::
Persepsi bahwa ngurus anak adalah kodrat seorang ibu sepertinya ada di benak kebanyakan orang Indonesia. Iya nggak sih? Kental dengan budaya Patriarki, sosok ayah atau bapak biasanya lebih jadi tokoh kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah, sedangkan ngurus anak dan hal2 domestik lainnya jadi 'wilayah' ibu/mama/bunda.

Persepsi ini nggak sepenuhnya salah--tapi juga nggak sepenuhnya benar. Disadari ato nggak, peng-kotak2-an peran antara "bapak" dan "ibu" seperti itu akhirnya membatasi bonding antara bapak dengan anaknya. Apalagi dengan gencarnya gerakan emansipasi wanita seiring perkembangan jaman, seorang wanita--termasuk ibu--juga bisa turut andil mencari nafkah keluarga. Kalau begitu, kenapa bapak nggak 'emansipasi' juga dgn ikut andil ngurus anak, masak, bebersih rumah, dan sebagainya? 


Rabu, 03 Februari 2016

A Copy of My Mind: Depresi yang Seksi

"A Copy of My Mind" is my-most anticipated Indonesian movie in 2016; alias film lokal yang paling saya tunggu penayangannya di tahun ini. Mau tau alasannya?

  1. Faktor Joko Anwar. Selama ini saya belom pernah kecewa nonton film-filmnya bang Joko *klo kecewa baca twitnya yang sering kelewat nyinyir sih udah beberapa kali. Secara tema selalu nggak biasa, ada twist yang gila atau gak ketebak, dan ciamik pilih pemain yang alami.
  2. Meraih 7 nominasi di FFI 2015, padahal belum juga masuk bioskop. Jujur, ini sempet bikin saya bingung--lah filmnya blom tayang kok udh bisa menang penghargaan? Bikin penasaran.
  3. Berprestasi di festival luar negeri. Jujur lagi, saya sebenernya bukan penggemar film 'rasa' festival; krn biasanya berat, lebih bikin mikir daripada terhibur. But then again, mengingat ini filmnya bang Joko, saya punya keyakinan kalau film ini akan tetap gampang dicerna.
  4. Poster dan trailer-nya yang seksi. Surprised banget film yang sensual bisa dapet penghargaan dalam negeri. Biasanya--jangankan menang penghargaan--filmnya nggak diboikot aje udah bagus. 

Pucuk dicinta ulam tiba. Hari ini, Rabu 3 Februari 2016, saya dapet kesempatan nonton film A Copy of My Mind (ACOMM) dalam Press Screening dan Press Conference-nya di Plaza Indonesia XXI, Jakarta. Kira-kira bagaimana verdict saya terhadap film ini setelah menontonnya? Apakah sesuai ekspektasi? Silakan baca lebih jauh lagi di sini... No worries, review saya ini TIDAK MENGANDUNG SPOILER kok ;)

Jumat, 08 Januari 2016

Siang-siang Nonton Midnight Show

Midnight Show yang satu ini kalau ditonton midnight alias tengah malam beneran pasti rasanya lebih apalah apalah.


Situ berani gak, ceu?
  

Coba nonton trailernya aja dulu deh nih....

Gimana tanggapan Anda setelah menonton trailer barusan?
A. No comment. Soalnya nggak berani nonton sampe abis trailernya.
B. Biasa aja
C. Hiiiiiii, takuutttt...
D. Kayaknya seru juga nih!
E. Kesel dan sebel sama yang punya blog ini

Rabu, 23 Desember 2015

Talak 3

Judul postingan kali ini rada 'horor' ya?

Iyes, term "Talak 3" emang bisa bikin merinding disko--termasuk buat saya yang non muslim. Karena sudah pasti yang terbayang adalah P E R C E R A I A N.
Tenaaang... kali ini Talak 3 yang mau saya bahas nggak se-'horor' itu kok.. malahan Talak 3 yang ini romantis dan kocak lho!


Talak 3 merupakan judul film terbaru besutan Hanung Bramantyo bareng Ismail Basbeth. Yang main kece-kece bener, ceu! Ada Vino G. Bastian, Laudya C. Bella, Reza Rahadian; plus diramein dengan komedian Hasmi Gundala alias Tessy, Tika Panggabean, Cak Lontong, dan komika Dodit Maulyanto. Meskipun judulnya Talak 3, jangan dibayangin klo ini film religi ya. Ini murni film komedi romantis kok (my favorite genre); walaupun memang ada nilai hukum pernikahan secara Islam yang terpapar di dalamnya.

Rabu, 16 Oktober 2013

Review: G R A V I T Y

:: pic source::

Saya suka berharap bisa terbang. Terutama saat terjebak di tengah kemacetan lalu lintas ibukota ketika menuju sebuah janji temu yang penting. Yeah, i hate being late and surely I don't like traffic jam. Kadang juga berharap bisa terbang saat lagi banyak masalah. Rasanya pengen refreshing sejenak di udara, sendirian. Pikiran saya semakin melayang soal ingin bisa terbang, setelah nonton Gravity :D

Film Gravity diawali dengan pemandangan indah: penampakan bumi dari luar angkasa. Kemudian menampilkan pemandangan lain yang nggak kalah indah buat mata saya: astronot Matt Kowalsky (George Clooney) sedang melayang-layang di udara. Kenapa saya bilang itu pemandangan indah? Ya soalnya saya suka berharap bisa terbang melayang kayak gitu, dan walopun cuma keliatan mukanya--ketutupan helm pula--om George Clooney teteup keren :P Ceritanya, si Matt itu lagi mengawal Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) dalam misi memperbaiki komponen satelit Amerika yang rusak.