Selasa, 24 Mei 2016

Jadi blogger kopi, banyak untungnya!


What makes you a blogger? Hal apa yang mendorong Anda menjadi seorang blogger? Klo saya, jujur, 'kecemplung' jadi blogger gara-gara kopi. Walaupun blog ini udah saya bikin dari 4 tahun lalu, tapi sebelumnya saya nggak pernah pede menyatakan diri sebagai blogger. Soalnya, di mata saya yang namanya blogger itu bukan sekadar punya blog--tapi juga aktif 'merawat' blog dan konsisten mengisi blognya. Bukan yang angot-angotan kayak saya ini.

Setelah kenal kopi (bukan copy paste loh ya! hehe) saya terpaksa sering nulis blog. Dan akibat keterpaksaan tersebut, saya akhirnya beberapa kali dapet postingan berbayar di blog ini. HUWOW. Eits, jangan salah... bukan cuma itu dampak yang saya alami. Ada banyak lagi keuntungan yang saya dapatkan sebagai blogger kopi. Penasaran? Ini dia!


Selasa, 03 Mei 2016

CACW vs AADC 2

Captain America: Civil War (CACW) 
Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2)
Keduanya mulai tayang di bioskop Indonesia dalam waktu yang nyaris bersamaan; dan dampaknya langsung berasa--antrian panjang! Yup, animo penonton memang sangat tinggi terhadap kedua film ini. Saya pribadi ikut merasakan 'penderitaan' ngantri mempertebal betis yang aslinya udh semacem talas Bogor, pun akhirnya terpaksa duduk di barisan terdepan kala menyaksikan AADC 2. 
Anyway, postingan ini nggak bertujuan membandingkan secara langsung antara CACW dan AADC 2, karena jelas keduanya berbeda (beda genre, beda negara, beda target penonton, dan seterusnya), jadi tak akan apple-to-apple. Namun, CACW dan AADC 2 juga punya beberapa kesamaan, seperti soal timing dan attraction-nya terhadap penonton seperti yang saya sebutkan di awal, sehingga layak untuk disandingkan bersama dalam tulisan ini.    
In a simpler phrase, postingan ini sebenarnya merupakan catatan--subjektif--saya mengenai CACW dan AADC 2, kedua film penyedot perhatian yang lagi hype ini ;) Are they really worth to watch?

Sabtu, 23 April 2016

Yuk Ngeblog yang Menghasilkan!

Are you a blogger? Kalau iya... apa tujuan Anda ngeblog? Sekadar mencurahkan isi hati dan pikiran ke dalam bentuk tulisan? Atau ingin sharing berbagai pengalaman maupun informasi pada orang2 lain? Pernahkah berharap memiliki penghasilan dari blog Anda?

Mempunyai blog yang mendatangkan pemasukan bisa dibilang merupakan cita-cita setiap blogger. Tentunya untuk sampai ke tahap itu, seorang blogger perlu membekali diri dengan ketrampilan yang mumpuni. Eits, jangan salah, punya blog yang "komersil" bukan berarti seorang blogger harus kehilangan kesenangan dari aktivitas blogging itu sendiri lho!


Kamis, 14 April 2016

Super Didi Meriahkan Hari Kartini

Hari Kartini diperingati setiap 21 April, sebagai simbol emansipasi wanita Indonesia--yang telah mulai diperjuangkan oleh sosok wanita bernama Raden Ajeng Kartini puluhan tahun lalu. Momen Hari Kartini biasanya digunakan untuk mendengungkan kembali hak-hak serta peranan wanita yang begitu besar; baik dalam keluarga, karier, bermasyarakat, bahkan bernegara. Uniknya, tahun ini saya menemukan sesuatu yang "nggak biasa", di mana momen Hari Kartini justru dipakai untuk menonjolkan peranan seorang ayah dalam keluarga, yakni pada film Super Didi yang bakal tayang perdana 21 April 2016 mendatang.

Saya sempet berpikir, jangan-jangan Reymund Levy (the man behind this movie) adalah bapak-bapak yang nggak rela karena Indonesia punya Hari Kartini dan Hari Ibu, tapi nggak merayakan Hari Bapak. Huehehehe. Just kidding.

Dari acara mini conference dengan film maker dan pemain film Super Didi beberapa waktu lalu, saya dapet contekan bahwa meski mengangkat cerita soal ayah, film Super Didi ini sangat relevan dengan Hari Kartini karena berisi pesan betapa pentingnya kehadiran dan peran seorang ibu. And today, saya dapat kesempatan nonton film Super Didi--seminggu lebih awal dari tanggal rilis di bioskop *yippie!* 
tenang saja... posting ini nggak akan memberikan spoiler yang menyebalkan kok ^__~

Selasa, 29 Maret 2016

Ngurus anak itu kodrat seorang Ibu, masa sih?

:: source ::
Persepsi bahwa ngurus anak adalah kodrat seorang ibu sepertinya ada di benak kebanyakan orang Indonesia. Iya nggak sih? Kental dengan budaya Patriarki, sosok ayah atau bapak biasanya lebih jadi tokoh kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah, sedangkan ngurus anak dan hal2 domestik lainnya jadi 'wilayah' ibu/mama/bunda.

Persepsi ini nggak sepenuhnya salah--tapi juga nggak sepenuhnya benar. Disadari ato nggak, peng-kotak2-an peran antara "bapak" dan "ibu" seperti itu akhirnya membatasi bonding antara bapak dengan anaknya. Apalagi dengan gencarnya gerakan emansipasi wanita seiring perkembangan jaman, seorang wanita--termasuk ibu--juga bisa turut andil mencari nafkah keluarga. Kalau begitu, kenapa bapak nggak 'emansipasi' juga dgn ikut andil ngurus anak, masak, bebersih rumah, dan sebagainya?