Kamis, 06 April 2017

Si Komo Returns!


Buat generasi mulai jompo yang besar di tahun '90an, sosok Si Komo pasti tak asing. Karakter yang mengambil sosok hewan langka khas Indonesia--komodo--ini adalah salah satu tokoh ciptaan Kak Seto Mulyadi, psikolog sekaligus pemerhati anak. Tokoh Si Komo muncul dalam sebuah program khusus anak-anak, bersama dengan karakter hewan lainnya seperti Belu (Bebek Lucu), Ulil (Ulat Kecil), serta Dompu (Domba Putih). Bahkan, Si Komo yang diisi suaranya oleh Kak Seto tersebut juga 'menyanyikan' sejumlah lagu anak-anak. Yang paling legendaris dan masih sering jadi joke klasik sampai saat ini: "macet lagi, macet lagi, gara-gara Si Komo lewat ..." Hihihi.

Apa jadinya bila tokoh Si Komo yang populer pada era '90an muncul kembali tahun 2017 ini? Kira-kira masih menarik nggak ya untuk generasi sekarang yang sudah serba gadget?

Pertanyaan tersebut terbersit di benak saya sesaat setelah menerima undangan acara 47 Tahun Pengabdian Kak Seto Sebagai Sahabat Anak dengan Operet Si Komo tertulis sebagai salah satu agenda acaranya. Untuk menguji secara langsung apakah Si Komo masih menarik atau tidak buat 'anak sekarang', saya sengaja mengajak putri kedua saya, Glow (4 thn), ke acara tersebut.

Halooo... ini Glow dan mamanya :)

Meski sempat bosan menunggu karena pertunjukan Si Komo diletakkan hampir di penghujung acara, Glow ternyata sangat menikmati show tersebut! Format operet Si Komo dikemas secara modern dan kekinian. Selain menampilkan boneka Si Komo (bersama Belu dan juga Ulil) yang sudah updated, ada para dancer enerjik yang menarikan lagu-lagu ceria. Jadi seperti Mickey and Friends/Doraemon Show di mal-mal, dikombinasikan dengan pertunjukan Hi-5. *PS: deskripsi ini mungkin hanya dapat dipahami oleh emak-emak yang punya anak balita ato tweens. hehehe.

Bahkan untuk Glow yang sebenarnya takut dengan 'badut kostum', acara ini enjoyable sekali. Saking menikmatinya, sampe langsung cemberut begitu pertunjukannya selesai, trus bilang "kok udahan sih Ma?" hihihi. Ternyata dia masih pengen liat lebih lama lagi.

Dok. Pribadi

Dok, Detik

Bukan cuma buat Glow sih... sejujurnya saya sendiri pun sangat excited dengan Si Komo returns. Ada rasa kangen yang terobati, nostalgia membuncah, kepala dan tubuh saya otomatis ikut bergoyang mengikuti irama lagu-lagu saat itu. Saya juga sangat salut menyaksikan 3 orang dancers cilik--perkiraan saya sih usia 8-11 tahun, seumuran dengan para keponakan saya--yang tak kalah lincah dari para dancers dewasa. Bahkan mereka sudah mulai bisa menampilkan ekspresi wajah yang membangun interaksi dengan penonton, layaknya entertainer profesional. Keren lah!

On top of it, saya juga sangat menghargai keberadaan Si Komo Show di tengah gersangnya program anak-anak di tivi lokal. Dalam hati saya berdoa Si Komo kembali ke layar kaca sebagai program edukatif dan menghibur.


#SayaSahabatAnak
Sesuai namanya, acara 47 Tahun Pengabdian Kak Seto Sebagai Sahabat Anak tentunya tak sekadar menghadirkan kembali sosok Si Komo. Ada berbagai agenda acara yang nggak kalah penting pada gelaran tersebut. Mulai dari paparan rekam jejak seorang Seto Mulyadi Psi, MPsi yang telah mengabdikan lebih dari separuh masa hidupnya untuk dunia anak; testimonial dari berbagai pihak mengenai sosok kak Seto; sampai penganugerahan "Kak Seto Award 2017" kepada para sahabat anak.

Well, saya nggak akan memaparkan CV atau kisah hidup Kak Seto di sini. Saya yakin ada banyak referensi yang mengangkat profil beliau. Tapi satu hal yang membekas di hati dan pikiran saya adalah ketika mendengar cerita bahwa keberadaan Kak Seto saat ini adalah buah dari sebuah kegagalan. Loh, kok bisa?? Yup, siapa sangka, Kak Seto akhirnya nekat 'nyemplung' ke bidang psikologi adalah berkat kegagalannya meraih pendidikan dokter. Tak seperti kembarannya, Dr Kresno Mulyadi SpKJ yang langsung diterima di Fakultas Kedokteran, Kak Seto gagal maning gagal maning.

Dok. She.id

'Produk gagal' yang cemerlang. Begitulah saya kini memandang Kak Seto. Gagal meraih impian menjadi dokter, nyatanya membawa beliau menjadi sosok sahabat anak yang telah teruji waktu dan zaman. Kak Seto yang kini sudah berusia 65 tahun masih sangat aktif dalam berbagai kegiatan di dunia anak-anak.

Dengan keteladanan yang ditunjukkan oleh Kak Seto, seyogyanya kita semua bisa menjadi sahabat bagi anak. Bagaimana caranya? Yuk jadi Sahabat Anak dengan melakukan ketujuh hal ini:

  1. Senyum, Sapa dan Jongkok agar setara dengan anak
  2. Tahu dan paham minimal 10 Hak Dasar Anak (bisa dibaca di sini)
  3. Ikut mensukseskan UU Perlindungan Anak dengan aturan yang menyertainya, termasuk dengan cara menulis artikel atau menyebarkan info #SayaSahabatAnak ke media sosial.
  4. Mendukung perkembangan ekonomi kreatif yang ramah anak
  5. Bersikap proaktif melindungi anak *ingat kan, ada iklan layanan masyarakat soal "anak Anda adalah anak kami"? 
  6. Saling menjaga, ikut melaporkan dan mau mendampingi kasus anak, dengan menghormati hak-hak anak dan berkordinasi dengan lembaga perlindungan anak serta kementrian negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (KPP & PA).
  7. Menjadi panutan bagi anak.  

8 komentar:

Naqiyyah Syam mengatakan...

Aku suka nih ada si Komo lagi. Lagunya aja masih ingat nih hehe

Sonya Tampubolon mengatakan...

:: Naqiyyah Syam ::
Tosss! Sama, aku juga suka dan masih inget lagunya Si Komo :) makasih udh mampir di sini mbak.. salam kenal

Uwan Urwan mengatakan...

Btw aku g suka anak anak, tapi kenapa anak2 kecil suka nempel2 gt. Errr... Pernah beberapa kali sampe pengen nangis gara2 pas aku mau pergi beberapa anak bilang, "Om mau ke mana? jangan pulang dong?" dan mukanya melas banget. ����

Ngomong2 masalah si komo aku kok g oernah nonton ya. Padahal ada di tipi.. Eh jaman itu masih punya tipi gak sih? ����

Sonya Tampubolon mengatakan...

:: Uwan Urwan ::
astagah! blog aku dikunjungi selebgram ganteng #seseknapas #butuhnapasbuatan :P yakin yg suka nempel2 di kamu itu anak manusia wan? bukan anak cetan? bahahahak. anyway klo sering dideketin anak2 brarti sadar ato enggak kamu sbny punya jiwa ke-bapak-an wan... or simply brewok lo aja sih yg mirip bapak2. jiakakakak.

gak pernah nonton si komo? JADI LO MAU BILANG LO BLOM LAHIR PAS JAMAN SI KOMO? MAU NGAKU2 MASIH ABEGE HAH? *tiba2 gak nyante* :P :P :P

Tira Soekardi mengatakan...

emang enak ya jadi sahabat abak, mereka polos dan menggemaskan

Ria Bilqis mengatakan...

Sudah lama sekali ga nonton Si Komo, terakhir waktu saya SD

Sonya Tampubolon mengatakan...

:: Tira Soekardi ::
meski sering bikin lelah fisik dan mental *emak2 curhat* hihihi.. but yes, kids are adorable! :) makasih udah mampir yaaaa

Sonya Tampubolon mengatakan...

:: Ria Bilqis ::
iya benerrr udh lama banget ya :') makanya aku berasa nostalgia bgt pas ada event ini kemaren mbak. makasih udh mampir ke sini..

Posting Komentar

Sudah baca artikel ini? Tinggalkan komentar ya... Thanks!