Jumat, 29 Januari 2016

SARINAH dan Pesona-nya (1)

SARINAH.
Sebuah nama 'kampung' (maksudnya sederhana, bukan kampungan loh yaaa) yang 'naik pangkat' jadi salah satu nama paling terkenal di Jakarta. Siapa sih yang tak tau Sarinah Department Store? Malahan, saking lekatnya nama Sarinah di kepala kita, mau menyebutkan area persimpangan Jl. MH Thamrin dan Jl. KH. Wahid Hasyim saja biasanya dengan gampang kita bilang "daerah Sarinah". Ya kan?

Sarinah sesungguhnya memang sangat mempesona. Tapi mungkin saat ini nggak semua orang bisa melihat pesona tersebut. Maklum saja, gedung tua--dibanding deretan gedung pencakar langit dan mal saat ini--Sarinah seolah nggak ada apa-apanya. Well the truth is, Sarinah masih punya banyak pesona. Dan hal itulah yang ingin saya ungkapkan melalui postingan ini.

Pesona Sejarah
Nilai historis Sarinah adalah salah satu pesonanya yang paling utama. Bagaimana tidak, Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, sekaligus gedung pencakar langit pertama di Jakarta! Sarinah = gedung bersejarah.



Gedung Sarinah di tahun 1980, menjulang tinggi sendiri.
Sumber: Kaskus

Pembangunan Sarinah digagas oleh Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Hal ini menyusul kunjungannya ke sejumlah negara yang sudah lebih dulu memiliki pusat belanja modern. Soekarno bercita-cita mendirikan pusat perbelanjaan yang memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia akan produk-produk berkualitas, dengan harga yang relatif terjangkau. Sarinah Department Store yang dibangun dengan biaya rampasan perang pemerintah Jepang ini pun resmi dibuka pada 15 Agustus 1966. *yeah, ulangtahun kita barengan loh ternyata!*

Tiang pancang saat akan memulai pembangunan Sarinah.
Sumber: Kaskus

Presiden Soekarno memberikan pidato saat peletakan batu pertama Sarinah.
Sumber: Kaskus

Sebagai pusat perbelanjaan modern yang pertama di Indonesia, Sarinah dikunjungi oleh masyarakat bukan hanya untuk belanja. Berbagai fasilitas 'modern' (pada masa itu) pun menjadi daya tarik Sarinah. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa teman saya yang semasa kecilnya (era '80 - '90an) kerap diajak orangtuanya mengunjungi Sarinah untuk ... MENJAJAL ESKALATOR. "Dateng ke Sarinah cuma bener-bener cuma naik-turun-naik-turun eskalator. Rasanya seru dan menyenangkan banget waktu itu!" cerita Kak Ikung, di sela-sela acara Ramah Tamah KOPI bersama direksi PT. Sarinah, Kamis, 28 November 2016 lalu.
  *kami anak2 jaman dulu kayaknya emang lebih gampang 'dipuaskan' yak? Diajak naik turun eskalator aja udh girang. Hehehe...

Hebatnya lagi, eskalator "vintage" yang ada di Sarinah sampai saat ini itu masih original--alias sama dengan yang dulu loh! Eits, jangan kira hal itu berarti Sarinah ngirit atau pelit, sampe nggak mau beli eskalator baru. Menurut penjelasan Ibu Ira Puspadewi, Direktur Utama Sarinah, hal tersebut merupakan salah satu upaya Sarinah melestarikan sejarah. "Bukan cuma di Indonesia hal seperti ini dilakukan, di Prancis sana juga banyak gedung tua yang masih mempertahankan fasilitas lama. Di sana sih dianggap keren, sayangnya di sini kadang dianggapnya kuno aja," ungkap Ibu Ira lagi. 

eskalator yang usianya 20 tahun lebih tua daripada saya. WOW.

Padahal kalau dipikir-pikir, maintenance untuk eskalator jadul ini pastinya jauh lebih merepotkan ya, karena logikanya mesin tua pasti tak bekerja se-optimal mesin baru. Jadi kalau Sarinah rela memberikan effort lebih besar demi melestarikan budaya, mungkin kita pun sebagai pengunjung dan pengguna fasilitas di sana harus lebih menghargai, serta maklum kalau ada kekurangan (misalnya eskalator sesekali tak berjalan atau berjalan namun lambat). Ada baiknya kita juga memberikan perhatian ekstra saat menaiki eskalator ini bersama anak-anak.

"Oke. Jadi Sarinah = gedung bersejarah. So what gitu loh?"
Jika kalimat seperti ini yang muncul di benak kamu-kamu sekalian yang sedang membaca postingan ini, mungkin perlu bersabar menanti postingan berikutnya. Saya akan mengulas pesona lain dari Sarinah yang mungkin lebih menarik buat kamu ketimbang sejarah.
*tapi sekedar himbauan dan ajakan, saya ingin mengingatkan jargon dalam pidato terakhir Soekarno:

Buat kamu-kamu yang suka dengan sejarah Sarinah yang dipaparkan di postingan ini, silakan di-share :) Nantikan juga postingan soal Sarinah dan Pesona-nya yang berikutnya yaaa.

2 komentar:

Mimi Affandi mengatakan...

Update terus soal Sarinah nih Mak :D Entar kalo aku tinggal di Jakarta terus agak gaptek pas mampir ke Sarinah bisa tinggal buka blogmu :D

Sonya Tampubolon mengatakan...

siaaapp mbak Ai! thanks udh mampir yah :*

Posting Komentar

Sudah baca artikel ini? Tinggalkan komentar ya... Thanks!